Kuta Cane-07/07/05
Media Unit1.
Pemerintah menganggarkan dana sebesar Rp 6.77.746.000,- untuk proyek pembangunan beronjong di desa natam Kecamatan badar Kabupaten Aceh Tenggara, yang di kerjakan oleh CV ALFATIR dengan Konsultan Supervisi CV CENTRINA ENGINEERING, pembangunan tersebut terlihat sangat aneh dan lucu
Pasalnya, air sedalam leher manusia kawat bronjong di isi material batu sebelum dikeringkan, hal itu sangat diragukan kualitasnya dan hitungan kubikasinya terlihat sangat jelas oknum rekanan atau kontraktor di duga mempermainkan anggaran yang di peruntukan pembangunan proyek tersebut
Dari sistem kerja, sepertinya besar dugaan oknum kontraktor mencuri hitungan publikasi di pekerjaan tersebut dengan secara tidak langsung
Sangat perlu kita ketahui seharusnya sebelum kawat bronjong didudukkan air tersebut dikeringkan agar terlihat seperti apa dan bagaimana letak sudut atau letak kawat yang akan diisi dengan material batu tersebut, tetapi di pembangunan itu memasang langsung kawat dan mengisinya dengan material batu
Pembangunan bronjong tersebut diduga tidak diawasi oleh konsultan yang dibayar pemerintah atau hanya dipercayakan kepada tukang juga bekerja bisa dibilang tanpa pengawasan di lapangan sehingga oknum rekanan dengan pekerja secara leluasa suka hatinya bagaimana agar cepat selesai pekerjaan tersebut
Dilihat dari pekerjaan ya pemerintah seharusnya secepatnya menghentikan pekerjaan tersebut agar pemerintah ataupun masyarakat tidak di rugikan karena ulah oknum kontraktor yang dipercayakan oleh pemerintah, karena oknum kontraktor dan konsultan diduga berjamaah mengambil keuntungan yang di luar jangkauan atau bisa dibilang korupsi kolusi dan nepotisme di kegiatan tersebut
Ketua Lembaga Investigasi Negara Aceh Tenggara Hamidan, angkat bicara, seharusnya pekerjaan tersebut tidak seperti itu dikeringkan dulu airnya baru diletakkan kawatnya dan diisi dengan batu dan setelah penuh maka dikunci dengan rapat sesuai dengan aturan pengikatan bronjong jarak penguncian 30 cm jika di dalam air kemungkinan besar sistemnya diduga tidak seperti itu,
Dugaan lain di pekerjaan pembangunan bronjong tersebut, geotek dipotong-potong sepanjang 1 m dan kemudian dipasang di balik bronjong yang terendam, itu juga sudah bisa mengakibatkan dampak di korupsi, jelas Ketua LIN Aceh Tenggara
Red
Alexander ( biro)